Tampilkan postingan dengan label jeruk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jeruk. Tampilkan semua postingan

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JERUK DAN CARA PENANGGULANGGANNYA


Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan yang dibudidayakan masyarakat petani dibeberapa daerah di Indonesia.

Namun kualitas dan produktifitas buah jeruk yang dihasilkan rata-rata masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah teknik budidaya, kualitas bibit yang digunakan, serta penangananan hama maupun penyakit.

Serangan hama dan penyakit tanaman jeruk merupakan faktor utama penyebab rendahnya produksi maupun kualitas buah jeruk yang dihasilkan.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengenalan terhadap jenis hama penyakit, penyebab penyakit, gejala serangan dan cara pengendaliannya.


Berikut ini jenis-jenis hama dan penyakit tanaman jeruk, serta penyebab, gejala serangan dan upaya pengendaliannya :

1. Kutu loncat (Diaphorina citri.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
b). Gejala serangan: tunas keriting, tanaman mati.
c). Cara engendalian : dengan penyemprotan menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, selain itu buang bagian tanaman yang terserang.

2. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)

a). Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga.
b). Gejala serangan : daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
c). Cara pengendalian : menggunakan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

3. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)

a). Bagian yang diserang adalah daun muda.
b). Gejala serangan : alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung,rontok.
c). Cara pengendalian: semprotkan insektisida dgn bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP), Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah atau dibakar.

4. Tungau (Tenuipalsus sp., Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah.
b). Gejala serangan : bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
c). Cara pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

5. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)

a). Bagian yang diserang adalah buah.
b). Gejala serangan : lubang yang mengeluarkan getah.
c). Cara pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

6. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)

a). Bagian yang diserang Helopeltis antonii.
b). Gejala serangan : bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
c). Cara pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

7. Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)

a). Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes.
b). Gejala serangan : bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua.
c). Cara pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.

8. Thrips (Scirtotfrips citri.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda.
b). Gejala serangan : helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.
c). Cara pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.

9. Kutu dompolon (Planococcus citri.)

a). Bagian yang diserang adalah tangkai buah.
b). Gejala serangan : berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
c). Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.

10. Lalat buah (Dacus sp.)

a). Bagian yang diserang adalah buah muda hingga buah yang hampir masak.
b). Gejala serangan : lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
c). Cara pengendalian : gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Prrofenofos dicampur Metomil dan menggunakan perangkap Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

11. Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)

a). Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai.
b). Gejala serangan : daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
c). Cara pengendalian : gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).

12. Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)

a). Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
b). Gejala serangan : daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
c). Cara pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Penyemprotan menggunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
11 Jenis Penyakit Tanaman Jeruk, Penyebab, Gejala dan Cara Pengendaliannya

1. Penyakit CVPD

a). Penyebab : Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
b). Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
c). Gejala serangan : daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
d). Cara pengendalian : gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

2. Tristeza

a). Penyebab : virus Citrus tristeza dengen vektor Toxoptera.
b). Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen.
c). Gejala serangan : lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
d). Cara pengendalian : perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.

3. Woody gall (Vein Enation)

a). Penyebab : virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii.
b). Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange.
c). Gejala serangan : Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
d). Cara pengendalian : gunakan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

4. Penyakit Blendok

a). Penyebab : jamur Diplodia natalensis.
b). Bagian yang diserang adalah batang atau cabang.
c). Gejala serangan : kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
d). Cara pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

5. Embun tepung

a). Penyebab: jamur Odidium tingitanium.
b). Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda.
c). Gejala serangan : tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
d). Cara pengendalian : gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).

6. Penyakit Kudis

a). Penyebab : jamur Sphaceloma fawcetti.
b). Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah.
c). Gejala serangan : bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
d). Cara pengendalian : pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).

7. Busuk buah

a). Penyebab : Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.
b). Bagian yang diserang adalah buah.
c). Gejala serangan : terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
d). Cara pengendalian : hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benomyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

8. Busuk akar dan pangkal batang

a). Penyebab : jamur Phyrophthoranicotianae.
b). Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning.
c). Gejala serangan : tunas tidak segar, tanaman kering.
d). Cara pengendalian : pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

9. Buah gugur prematur

a). Penyebab : jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.
b). Bagian yang diserang: buah dan bunga
c). Gejala serangan : dua – empat minggu sebelum panen buah gugur.
d). Cara pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

10. Jamur upas

a). Penyebab : Upasia salmonicolor.
b). Bagian yang diserang adalah batang.
c). Gejala serangan : retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
d). Cara pengendalian : kulit yang terinfeksi dikelupas dan dioles fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

11. Kanker

a). Penyebab : bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri.
b). Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah.
c). Gejala serangan : bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm.
d). Cara pengendalian : Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

PANDUAN AWAL UNTUK MENANAM JERUK KEPROK


Di Indonesia, jeruk keprok dibudidayakan secara besar-besaran. Mengingat peminat jeruk ini sangatlah banyak, budidaya jeruk keprok ini sangatlah menjanjikan jadi bagi anda yang ingin melakukan budidaya jeruk ini, berikut adalah cara budidaya jeruk keprok:

a. Syarat Tumbuh
Jeruk keprok dapat ditanam pada daerah dataran tinggi maupun dataranb rendah. Lahan tanam yang akan digunakan untuk budidaya jeruk keprok haruslah mendapat sinar matahari secara penuh. Apabila lahan tanam berada apada lahan miring maka kemiringan lahan tidak boleh lebih dari 30 derajat. Jenis tanah yang baik untuk menanam budidaya jeruk keprok adalah tanah latosol atau tanah andosol dengan pH arau derajat keasaman tanah tidak lebih dari 6 serta memuliki drainase yang baik.


b. Persiapan Lahan Tanam
Lahan yang akan ditanami jeruk keprok dipastikan memiliki tanah yang subur dan gembur. Lakukan pengolahan tanah pada lahan terlebih dahulu dengan melakukan penggemburan tanah dengan cara dicangkuli dsan diratakan lalu dicampur dengan pupuk kandang. Persiapan lahan ini dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman anda mulai.

Siapkan undukan tanah dengan ukuran sekitar p=1 m x l=1 m x t=1 m (panjang x lebar x tinggi) untuk setiap bibit yang akan ditanam. Beri jarak tanam sekitar 5 x 5 meter antara pohon satu dengan pohon lainnya agar sinar matahari dapat menyinari pohon dengan optimal sehingga pohon dapat tumbuh maksimal. Dengan ukurandiatas maka untuk setiap 1 hektar lahan dapat ditanami sekitar 400 pohon jeruk keprok.

c. Persiapan Bibit Jeruk Keprok
Bibit pohon jeruk keprok dapat dilakukan dengan menggunakan biji. Namun ada beberapa petani yang melakukan pembibitan dengan mengembangkan sistem stek atau cangkok untuk menanam jeruk keprok ini. Atau jika tidak ingin ribet, anda dapat membeli bibit siap tanam di toko tanaman.

d. Penanaman Jeruk Keprok
Proses penanaman yang dilakukan pada jeruk keprok sama halnya dengan proses penamanam pada jeruk biasa, bergantung pada metode tanam yang digunakan. Penanaman jeruk ini dilakukan dengan cara menancapkan bibit pada undukan tanah yang telah siapkan sebelumnya.

e. Pemupukan Tanaman Jeruk Keprok
Tanaman jeruk keprok idealnya dipupuk minimal dua kali dalam setahun dan maksimal 4 kali dalam setahun tergantung kondisi dan cuaca yang adsa. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang atau sintetis atau dapat juga dikombinasikan dengan jenis pupuk lainnya seperti pupuk urea, pupuk TSP dan pupuk ZK.

f. Pemangkasan
Pemangkasan pada pohon dilakukan agar pohon memiliki bentuk dan cabang yang baik. Dengan pemangkasan otomatis dapat meningkatkan jumlah cabang yang berarti juga akan meningkatkan jumlah buah yang dihasilkan pohon. Pemangkasan juga dilakukan auntuk menghindari serangan hama dan penyakit. Pemangkasan ini juga dapat merangsang pertumbuhan daun yang lebih banyak.

g. Pemanenan Jeruk Keprok
Tanaman jeruk keprok akan mulai berbuah setelah berumur 3 tahun setelah tanam. Buah tersebut akan dapat mulai dipanen setelah berumur sekitar 30 hingga 36 minggu.