Jenis jenis pupuk kompos dan kandungan di dalamnya

Jenis-jenis pupuk kompos

Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos sanggup diamati berasal dari tiga aspek. Pertama, diamati berasal dari sistem pembuatannya, yakni tersedia kompos aerob dan anaerob. Kedua, diamati berasal dari dekomposernya, tersedia kompos yang pakai mikroorganisme tersedia termasuk yang pakai kegiatan makroorganisme.  Ketiga, diamati berasal dari bentuknya tersedia yang berwujud padat dan tersedia terhitung yang cair. Berikut ini lebih dari satu semisal dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.


Pupuk kompos aerob

Pupuk kompos aerob di produksi melalui proses biokimia dan oksigen, bahan utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah tanaman, kotoran hewan atau keduanya. Proses pembusukannya memakan waktu 40-50 hari, untuk lebih jelasnya baca cara proses pembuatan kompos dengan lama waktu dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer dan bahanbaku pupuk


Pupuk bokashi

Pupuk bokashi merupakan keliru satu style pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak terhadap style inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yakni  efisien mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri berasal dari campuran beragam macam mikroorganisme pilihan yang sanggup mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif. Untuk paham cara membuatnya, silakan baca artikel cara menyebabkan pupuk bokashi.


Vermikompos

Vermikompos merupakan keliru satu produk kompos yang gunakan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah berasal dari style Lumbricus atau style lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara mengimbuhkan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang sanggup digunakan untuk menyebabkan kompos adalah belatung (maggot black soldier fly).


Pupuk organik cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya sanggup terjadi aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat dikarenakan lebih ringan diserap oleh tanaman. Dari sebagian praktek, pupuk organik cair lebih efisien diberikan terhadap daun dibanding terhadap akar (kecuali terhadap sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair terhadap daun mesti gunakan persentase atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat. Untuk paham cara membuatnya silakan baca cara menyebabkan pupuk organik cair.


Karakteristik pupuk kompos

Selain sediakan nutrisi bagi tanaman, pupuk kompos bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik, kompos menaikkan kapabilitas tanah untuk menaruh air sebagai cadangan di sementara kekeringan. Kompos terhitung menyebabkan tanah menjadi gembur dan cocok sebagai media tumbuh akar tanaman. Pada tanah style pasir sekalipun, material kompos berfaedah menjadi perekat supaya tanah menjadi lebih solid. Sedangkan terhadap tanah simak atau tanah lempung, kompos berfaedah menggemburkan tanah supaya tidak terlampau solid.

Secara kimiawi, pupuk kompos sanggup menaikkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Karena makin banyak persentase organik dalam tanah, makin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation berfaedah membebaskan unsur-unsur perlu supaya sanggup diserap dengan ringan oleh tanaman.

Secara biologi, pupuk kompos adalah media yang baik bagi organisme tanah untuk berkembang biak. Baik itu berasal dari style mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya. Aktivitas mikroorganisme dan satwa tanah akan memperkaya tanah dengan zat hara perlu bagi tanaman.

Pupuk kompos yang baik mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut: (1) Baunya sama dengan tanah, tidak berbau busuk, (2) Warna coklat kehitaman, berupa butiran gembur layaknya tanah, (3) Jika dimasukkan ke dalam air semuanya tenggelam, dan air tetap jernih tidak berubah warna, (4) Jika diaplikasikan terhadap tanah tidak menyebabkan tumbuhnya gulma.

a. Proses pembentukan kompos

Material organik style apapun secara alami akan mengalami pelapukan dan penguraian oleh ratusan style mikroorganisme (bakteri, jamur, ragi) dan satwa tanah lainnya. Proses penguraiannya terjadi dengan reaksi aerob dan anaerob silih berganti.

Pada sistem aerob, selama sistem pengomposan tidak timbul bau busuk dan akan membebaskan daya dalam bentuk panas. Kenaikan suhu akibat panas yang di lepaskan terlampau untung bagi lingkungan mikroba aerob. Namun seumpama panas melebihi 65oC kebanyakan mikroba akan mati dan sistem pengomposan terjadi lambat. Sehingga mesti penurunan suhu dengan cara diaduk atau dibalik.

Pada sistem anaerob reaksi terjadi secara bertahap. Tahap pertama, sebagian style bakteri fakultatif akan menguraikan bahan organik menjadi asam lemak. Kemudian diikuti step kedua, di mana grup mikroba lain akan merubah asam lemak menjadi amoniak, metan, karbondioksida dan hidrogen. Panas yang dihasilkan dalam sistem anaerobik lebih rendah dibanding aerobik.

Secara umum tahapan pengomposan dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama merupakan dekomposisi bahan organik yang ringan terurai, membuahkan panas yang tinggi dan terjadi singkat. Kemudian diikuti fase kedua yakni penguraian bahan organik yang sulit terurai. Kedua fase selanjutnya membuahkan kompos segar. Kemudian fase ketiga berupa pematangan kompos menjadi ikatan komplek lempung-humus yang hasilnya berupa kompos matang. Cirinya, tidak berbau, remah, warna kehitaman, mengandung hara dan mempunyai kapabilitas mengikat air.

b. Bahan baku pupuk kompos

Bahan baku kompos sanggup diambil alih berasal dari sisa-sisa tanaman dan atau kotoran hewan. Masing-masing bahan mempunyai persentase unsur-unsur yang berbeda. Unsur-unsur selanjutnya berfaedah sebagai zat hara yang diperlukan tanaman.

Sebelum menyebabkan pupuk kompos, sebaiknya kita paham tujuan pemupukan lebih-lebih dahulu. Kita mesti paham zat apa yang paling diperlukan oleh tanaman yang tengah kita rawat. Misalnya, tanaman yang baru tumbuh memerlukan unsur nitrogen (N) yang lebih, tetapi tanaman yang akan berbuah memerlukan unsur kalium (K) yang lebih.

Setelah kita paham tujuan pemupukannya, baru ditentukan pupuk kompos layaknya apa yang butuhkan. Pupuk kompos tidak layaknya pupuk kimia sintetis, di mana zat hara yang terdapat dalam pupuk sudah paham komposisinya. Pada pupuk kompos zat hara yang diperlukan tanaman tersedia dalam komposisi yang berbeda-beda. Komposisinya bergantung terhadap bahan baku yang digunakan.

Meskipun begitu, kita sanggup menyebabkan pupuk kompos dengan komposisi zat hara yang sesuai dengan kebutuhan. Kita sanggup membuatnya dengan jalankan pendekatan bahan baku. Setiap material organik mempunyai kekhasan persentase unsur-unsur. Misalnya, jerami, hijauan dan kotoran ayam mempunyai persentase N yang besar. Nah, bahan-bahan selanjutnya sanggup kita jadikan kompos yang kaya akan unsur N.





EmoticonEmoticon